"Beli gaks sanggup, ganti sangup". Berhati - hatilah dengan kalimat ini, karena apabila anda terjebak dengan kalimat ini, itu artinya anda sangat sial, alias apes.
Anda tak pernah berpikir untuk membeli barang tersebut, tapi ketika anda terjebak dalam kalimat tersebut, anda akan membelikan barang tersebut buat orang lain. Saat ini anda berpikir tidak akan sanggup membeli barang tersebut, tapi sekali lagi ketika anda terjebak dalam kalimat ini, maka anda pasti sanggup membeli barang tersebut. Saya kira anda cukup cerdas untuk mengerti mengapa saya katakan apabila anda terjebak dalam kalimat ini saya katakan cukup apes alias sial.
Inilah yang terjadi pada diriku di bulan Juli yang sial ini. Sebuah kamera digital dengan merk sony 5,1 MP milik sahabatku waktu itu berlabuh dikamarku, muin lebih akrab disebut dengan meminjam. Ini bukan kali pertama kamera sahabatku berlabuh dikamarku, mungkin ini udah kesekian kalinya kamera ini kupinjam. Semua itu kuperuntukkan untuk acara-acara yang membutuhkanku untuk mengdokumentasikan setiap momen indah dalam acara-acara tersebut. Mulai dari acara wisuda, jalan-jalan hingga kawinan. Kepercayaan sahabatku kepadaku akan meminjamkan kameranya selalu tercipta karena setiap mengembalikan kamera tersebut selalu dalam keadaan sehat tak kurang satupun. Inilah yang membuat sahabatku selalu mau meminjamkan kameranya kepadaku.
Dan hari sial itu pun datang, hari itu kami sedang kerja praktek, aku yang berkeliling selalu membawa kamera digital itu dan mengabadikan setiap photo yang kuanggap penting untuk keperluan laporan kerja praktekku nantinya. Aku selalu menjaga kamera itu dari setiap serpihan batu-batu akibat dari pekerjaan pengerusakan di lokasi proyek tempat kami kerja praktek. Tapi malapetaka itu tak berasal dari lokasi proyek tempat kami kerja praktek. Sore pun tiba, saatnya untuk pulang. Seyogianya kamera ini kukembalikan kepada sahabatku sebelum pulang kerja praktek, tapi ternyata aku lupa mengembalikannya. Alhasil kamera tersebut berlabuh kembali kekamarku.
Keesokan harinya aku kembali lupa mengembalikan kamera digital milik sahabatku itu. Ini hari kedua kamera tersebut berlabuh dikamarku. Hari itu aku tak ada kegiatan, dua sahabat kostku mengajakku untuk berenang, ingin mengabaikan momen indah dikolam berenang maka aku pun membawa kamera digital milik sahabatku tersebut. Semua berjalan lancar, momen indah terabadikan. Kamera mati abiz baterai, itulah anggapan yang kukatakan ketika kamera taka lagi hidup. Lelah berenang, kami pun pulang. Setibanya dikostan aku kembali menghidupkan kamera digital tersebut, dengan perasaan was-was, cemas aku mencobanya dan ternyata hidup. Aku menarik napas, ternyata kamera sehat walafiat. Aku pun mulai memindahkan setiap photo yang ada di dalam memory kamera digital tersebut. BLUP ... tiba-tiba kamera mati, aku tercengang, spontan kamera kuambil dan kucoba kembali menghidupkannya. Kamera tidak merespon, tetap mati, aku berpikir positip berharap kamera hanya kehabisan baterai. Untuk mengujinya aku tak bisa karena tak memiliki baterai cadangan. Alhasil kamera tersebut kumasukkan kembali kedalam peraduannya di dalam sebuah tas kecil.
Keesokan harinya kamera kukembalikan kepada sahabatku. Inilah awal malapetaka ketika keesokan harinya aku mendapatak sms dari sahabatku "gawat bro kamera gw gax bisa hidup!, kayaknya kemasukan air deh bro."
Dengan diplomatis aku menjawab " Iya seh bro kemaren itu mang gw bawa ke kolam renang, tapi masi bisa bro, cuman tiba-tiba mati. Gw kirain habis baterai, kalo gitu bawa aja bro nanti biar gw bawa ketempat servis.
Setelah pencarian kerusakan yang memakan waktu kurang lebih seminggu, akhirnya pihak Agis selaku dealer resmi sony di Bandar Lampung menyatakan tidak bisa memperbaiki kamera tersebut, memperbaiki sama saja mebeli baru.Kerusakan terjadi pada motherboat, disebabkan oleh cairan baterai, diduga akibat baterai yang basah. Mendengar kata-kata itu aku rasanya mau pingsan, terlebih lagi kamera itu sangat dibutuhkan oleh sahabatku untuk acara nikahan kaka kandungnya. Sebuah pressure yang cukup untuk membuat aku dan sahabatku panik untuk mengembalikan kamera dengan sehat.
Beli baru 1juta 5ratus ribu, duit dari mana?Solusi sementara sahabatku meminjam kamera milik temanku untuk acara nikahan kakanya dimaksudkan untuk mengelabui orang tuanya agar tidak mempermasalahkan kamera. Disamping itu kami menabung bersiap-siap untuk membeli kamera baru. Gak urung Hp pun kujual, tapi tetap aja jauh dari cukup. Rencana beli belum ada, yang pastinya mengganti sudah menjadi harga mati.
Sunggug apes bukan, belum lagi kamera 5,1 MP tak lagi diproduksi, kini yang diproduksi minimal 7,2 MP dengan harga 1juta 5ratus ribu rupiah (duit semua gak pake daon).
Oleh karena itu hindarilah kalimat tersebut "beli gak sanggup, ganti sanggup"
Jangan Ceroboh.................................!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar